Mahasiswa Universitas Cordova yang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Kalimantong, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, memperkenalkan teknologi inovatif sebagai solusi cerdas dalam pengendalian hama padi pada malam hari, Minggu, 20 Juli 2025.
Teknologi yang dikembangkan adalah perangkap hama berbasis cahaya atau Light Trap, yang menggunakan lampu LED bertenaga surya. Lampu dipasang di atas wadah berisi air sabun atau cairan khusus. Saat malam tiba, cahaya dari lampu akan menarik perhatian serangga hama seperti wereng dan walang sangit. Serangga yang tertarik kemudian terjebak di dalam wadah.
“Kami berangkat dari keresahan petani yang sering mengalami serangan hama malam hari dan sangat bergantung pada pestisida kimia. Karena itu, kami merancang teknologi yang sederhana, murah, dan bisa direplikasi langsung oleh petani,” ujar Siswi Wani wati, Koordinator KKN-T Kalimantong.
Sebanyak 10 unit Light Trap akan dipasang di sejumlah lahan sawah milik petani. Hasil uji coba selama dua minggu menunjukkan banyaknya hama yang terperangkap, hal ini berpotensi menurunkan populasi hama yang cukup signifikan. Petani pun merasa terbantu, karena tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pestisida berbahan kimia yang mahal dan berdampak negatif terhadap lingkungan.
“Dulu kami hanya mengandalkan pestisida. Sekarang ada cara alami yang bisa kami buat sendiri. Ini sangat membantu,” ujar Ayubar, Selaku Kepala Desa Kalimantong.
Selaras dengan Visi “Saintek Berdampak” dan Program Kementan, Dosen pembimbing KKN-T Desa Kalimantong, Fatahullah, menjelaskan bahwa inovasi ini merupakan implementasi langsung dari visi “Saintek Berdampak” yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Visi ini menekankan pentingnya riset dan pengabdian di perguruan tinggi untuk memberi dampak langsung pada masyarakat.
“Melalui teknologi Light Trap, mahasiswa hadir dengan ilmu yang aplikatif dan berdampak nyata. Ini bukan sekadar praktik lapangan, tetapi bentuk kontribusi konkret untuk sektor pertanian dan ketahanan pangan di desa,” terang Fatahullah.
Inovasi ini juga mendukung program-program strategis Kementerian Pertanian, seperti Smart Farming 4.0, Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT), dan penguatan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KOSTRATANI). Light Trap dipandang sebagai bagian dari sistem perlindungan pintar (smart protection) berbasis teknologi tepat guna yang cocok diterapkan di wilayah pedesaan.
Selain mengangkat tema besar KKN-T “Pemanfaatan Potensi Desa Berbasis Rukun Tetangga”, para mahasiswa juga menerapkan pendekatan khas mereka, yaitu ADINATA (Adaptif, Digital, Inovatif, Networking, Aksi, Training, dan Adat).
“Mahasiswa tidak hanya membawa teori, tetapi juga menciptakan teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal. Kami berharap inovasi ini bisa direplikasi di desa-desa lain, dan Light Trap menjadi langkah awal menuju pertanian cerdas yang mandiri,” tambah Fatahullah.
Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN-T akan mengadakan diseminasi pembuatan Light Trap bagi petani. Selain itu, data hasil pemantauan efektivitas alat akan diserahkan kepada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Brang Ene untuk mendukung penguatan sistem informasi dan pengambilan kebijakan pertanian berbasis data di tingkat desa.
Dengan hadirnya inovasi seperti ini, Universitas Cordova menegaskan komitmennya dalam melahirkan mahasiswa yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan bagi masyarakat. Light Trap menjadi bukti bahwa solusi pertanian modern bisa tumbuh dari desa, untuk ketahanan pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. SASO
إرسال تعليق