Konflik Tawali vs Wora Bukan Sekedar Kenakalan Remaja Wera

 

Dokumentasi : Komplotan Pemuda yang menghadang mobil ambulance di jembatan Tawali 

Oleh : Ivan Werse 

Kenakalan pemuda di Kecematan Wera, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tidak asing lagi kita dengar. Setiap generasi lahir, dan tumbuh berkembang seperti senjata api yang di rakit untuk persiapan peran. Karena pertumbuhan mereka, selalu digiring menciptakan musuh sana, sini pada pergaulannya. Entah itu, pergaulan bebas, atau pergaulan yang ditunggu-tunggu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tertanam sejak dulu. Namun, pemuda akan selalu berada dititik tersebut. Sebab, Kondisi sosial membawa mereka menjadi pemuda yang nakal, tidak dapat di atur.

Kenakalan pemuda ini, bukan tampa sebab. Ada banyak faktor yang memikul mereka untuk membuat onar. Mulai dari kurangnya Pendidikan moral, karakter. Pengaruh dari kumpulan sebaya, senior, maupun lingkungan sekitar. Ekonomi yang buruk, pemuda yang berasal dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, akan membuat nya frustasi dan bertindak yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial. Dengan demikian, Pemerintah harus memperhatikan betul kenakalan yang terjadi di Kecematan Wera, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bukan hanya sekedar, melakukan Sosialisasi Kenakalan Remaja, tetapi harus ada tindakan yang signifikan untuk menangani kenakalan pemuda di Kecematan Wera.

Pemerintah harus menciptakan langkah lebih maju, agar masyarakat Kecematan Wera tidak merasa cemas terhadap kenakalan pemuda yang memiliki potensi berkelanjutan. Mulai dari meningkatkan kualitas pendidikan, sebab Pendidikan yang baik akan memastikan generasi tumbuh dengan pikiran-pikiran yang sehat. Peningkatan perbaikan infrastruktur, infrastruktur yang bagus akan membantu menciptakan perputaran ekonomi yang baik, buat masyarakat yang tidak stabil ekonomi nya. 

PERAN POLISI DI KECEMATAN WERA 

Polisi di tingkat Kecematan memiliki peran yang signifikan. Mulai dari menjaga Keamanan, Ketertiban Masyarakat. Menegakkan Hukum, dan keadilan. Mengatasi konflik-konflik yang terjadi diruang lingkup masyarakat. Hal-hal demikian harus diimplementasikan oleh aparatur kemanan kepolisian, dalam membangun bangsa, guna menaati hidup bernegara. 

Kecematan Wera, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Masih melekat dengan budaya-budaya Konflik Horizontal, dari hal demikian, kepolisian harus benar-benar menjalankan fungsi, dan tugas untuk melerai konflik yang terjadi di Kecematan Wera. Kecematan Wera, setiap tahun akan ada konflik-konflik antar desa, kepolisian harus melakukan upaya pencegahan yang disertai dengan menjalankan program-program kemanan, dan ketertiban yang berkala.

TAWALI vs WORA 

Konflik yang terjadi tengah malam, pada tanggal 17/16 Maret 2025 Pukul 12.30 di Jembatan Tawali, bertepatan pada bulan Ramadhan, bukan sekedar konflik biasa. Konflik tersebut sangat mengerikan, karena terjadi aksi penyerangan menggunakan benda tajam panah, yang mengakibatkan sejumlah pemuda Tawali menjadi korban luka, luka tersebut merupakan luka yang diakibatkan oleh anak panah yang tertancap pada bagian-bagian tubuh nya.

Setelah aksi penyerangan menggunakan benda tajam panah, beberapa korban dari pemuda Tawali yang terkena anak panah, ingin dibawa ke RS Kota Bima menggunakan mobil ambulance, namun nasnya pemuda Wora menghadang mobil ambulance yang Ingin menyeberangi jembatan Tawali, sehingga terjadi kerusakan pada kaca mobil ambulance seperti keterangan dari beberapa video yang beredar.

Dari peristiwa tersebut, terindikasi ada dugaan ingin saling membunuh antar Pemuda Wora dan Pemuda Tawali. Hal demikian harus ada atensi khusus dari aparat kepolisian, untuk meningkatkan keamanan, ketertiban dan patroli malam... Semoga Opini ini dapat memberikan pencerahan terhadap Masyarakat, Pemuda, Pemerintah dan Aparat Kepolisian.

Post a Comment

Previous Post Next Post