Penindasan masyarakat Indonesia dibawah kekuasaan elit Korup pasca kemerdekaan!





Mataram,dimensiummat.id -Cita-cita luhur masyarakat Indonesia untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dibawah bendera Republik Indonesia, dikhianati dan dikangkangi oleh elit-elit nasional yang haus kekuasaan. Kemerdekaan yang diharapkan untuk dinikmati seluruh masyarakat, nyatanya hanyalah kemerdekaan bagi segelintir elit-elit yang berkuasa. 


Singkat nya, keluar dari mulut singa masuk ke mulut harimau. Kekuasaan kolonialisme Belanda dan fasisme Jepang, tidak berbeda jauh. Rakyat Indonesia tetaplah terhisap dan tertindas untuk kemakmuran segelintir elit. Indonesia merdeka hanya lah berganti kekuasaan politik dan berubah bentuk penghisapan dan ketertindasan. 


1. Rezim Orde Lama (1945-1966), Warisan Romusa dan Politik Etis


Massa awal Revolusi Indonesia, situasi mengalami tekanan politik yang mengancam kekuasaan Soekarno yang dianggap perpanjangan tangan pemerintah Jepang. Upaya perebutan kembali kekuasaan oleh kolonial Belanda, memancing reaksi keras dari Rakyat Indonesia dengan semangat menggebu-gebu berjuang mempertahankan kemerdekaan. 


Soekarno yang menjadi kepala pemerintahan, justru lebih sibuk menyelamatkan diri dengan memindahkan ibu kota ke Jogja dan Sumatera. Soekarno diincar oleh Sekutu sebagai penjahat perang karena sebelumnya bekerja sama dengan Fasicm Jepang, watak oportunis kepemimpinan soekarno ditunjukkan pada saat perjuangan mempertahankan kemerdekaan


Ditengah perjuangan Rakyat Berjuang mengusir Pasukan Sekutu, Belanda dipukul mundur, Soekarno secara diam-siam menerima tawaran Belanda untuk berunding tentang kemerdekaan Indonesia. Soekarno melucuti senjata Rakyat yang sedang mempertahankan revolusi, lalu mengirim Sultan Sjahrir berunding di kapal Renville. Ditengah perundingan berlangsung, tentara Sekutu kembali menguasai menepi dan melakukan invasi kedua tanpa ada perlawanan berarti. Sekutu kembali menguasai kota-kota sebagai alat tawar dalam perundingan. 


Tokoh-tokoh Pejuang Revolusi yang terlibat dalam perang mematikan dan berhasil memenangkan perang untuk mengusir tentara Sekutu menjauh, menolak keras pemerintah Indonesia berunding dengan Belanda. Rakyat Indonesia menginginkan kemerdekaan sepenuhnya dicapai dan Belanda harus menyerah tanpa syarat untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. 


Soekarno kemudian melakukan penangkapan terhadap tokoh-tokoh pejuang Revolusi yang menolak berunding. Soekarno bahkan mengikuti permintaan pihak Belanda untuk melucuti senjata laskar rakyat. Pada akhirnya, setelah menyingkirkan tokoh-tokoh revolusi yang menentang berunding dengan pihak Belanda, tahun 1949, pemerintahan Indonesia melakukan perundingan dan menghasilkan kesepakatan pembagian wilayah kekuasaan Belanda dengan Indonesia.


Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, hanya pulau Jawa dan sumatera, sedangkan pulau-pulau yang lain masih menjadi wilayah pendudukan Belanda dan Sekutu. Bahkan Belanda berhasil membentuk pemerintahan boneka melalui Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal ini dilakukan oleh Belanda, agar aset-asset Belanda aman.


Oleh: Anti Duhring

Editor: Erwin

Post a Comment

Previous Post Next Post