Tanpa Koordinasi, Kegiatan BEM FISIPOL UMMat Tuai Kritik Internal

 

Foto : Ketua BEM Fisipol UMMat

Mataram, dimensiummat.id -Sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIPOL menuai kontroversi dan kritikan tajam dari berbagai pihak, termasuk internal kepengurusan BEM sendiri dan mahasiswa umum. Polemik ini mencuat akibat kurangnya komunikasi dan transparansi yang dilakukan oleh Ketua BEM kepada seluruh pihak terkait, Rabu, 04 Juni 2025.


Dalam keterangannya, Ketua BEM FISIPOL menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas kesalahan yang terjadi.


 “Saya pribadi sebagai Ketua BEM FISIPOL meminta maaf kepada teman-teman lembaga dan mahasiswa FISIPOL karena polemik ini menimbulkan pandangan buruk dari pihak luar. Saya sebenarnya telah mendapatkan konfirmasi kegiatan ini, tetapi saya akui tidak menyampaikan kabar lanjutan ke pengurus lainnya, sehingga banyak kritik muncul jelang hari pelaksanaan,” ujar Ketua BEM.


Ia mengakui bahwa komunikasi yang tidak berlanjut dari pihaknya menyebabkan ketidakadilan bagi internal pengurus, yang pada akhirnya memicu penyebaran pamflet-pamflet penolakan dari berbagai pihak.


Terkait perizinan kegiatan, Ketua BEM mengklaim telah mengomunikasikan kegiatan tersebut kepada pihak birokrasi kampus yang sempat memberikan dukungan. Namun, hingga saat ini birokrasi belum memberikan tanggapan resmi atas polemik yang terjadi.


“Sebelumnya saya sudah berbicara dengan birokrasi dan mereka mengiyakan kegiatan itu. Tapi karena tidak semua orang sepemikiran, akhirnya muncul perbedaan pandangan yang menimbulkan kritik,” jelasnya.


Pernyataan berbeda datang dari internal kepengurusan BEM FISIPOL sendiri. Salah satu kepengurusan "AF", menyatakan kekecewaan mendalam atas keputusan sepihak yang diambil oleh Ketua BEM tanpa melibatkan pengurus lainnya.


 “Kami merasa kecewa dan mengecam keras tindakan seperti ini karena kami menjadi korban dari keputusan sepihak. Kami menolak kegiatan tersebut,” tegas salah satu perwakilan pengurus BEM.


Mereka menegaskan bahwa sejak awal hingga akhir, tidak pernah ada ajakan untuk rapat bersama atau menyusun kegiatan tersebut secara kolektif. Bahkan, kegiatan yang berskala besar dengan melibatkan banyak pihak dan sponsor dinilai tidak transparan.


 “Agenda ini cukup besar, tapi tidak ada transparansi. Padahal, keterbukaan itu bagian dari kesejahteraan dan integritas pemimpin,” lanjutnya.


 Mahasiswa lain FISIPOL, Rikas, juga menyampaikan tanggapannya terkait kegiatan ini. Ia menyebut bahwa pamflet kegiatan baru tersebar saat hari-H pelaksanaan, tanpa ada informasi yang jelas sebelumnya.


 “Banyak polemik muncul di grup mahasiswa. Kita kaget karena pamflet baru disebarkan saat hari-H, dan tidak ada komunikasi sebelumnya dari pengurus BEM. Itu sebabnya banyak yang menolak,” kata Rikas.


Ia menambahkan bahwa kejadian ini menunjukkan minimnya kepekaan BEM terhadap mahasiswa. Ia berharap ke depan, BEM bisa lebih transparan, komunikatif, dan peka terhadap kebutuhan serta suara mahasiswa.


 “Harapan saya, kegiatan apapun yang diadakan ke depan dikomunikasikan sejak awal. Undangan dan pamflet disebar jauh-jauh hari. Dan BEM harus peka terhadap problem mahasiswa agar dianggap benar-benar mewakili mahasiswa,” tegasnya. WAKUS

Post a Comment

Previous Post Next Post